Ku pandangi raut wajahmu penuh dengan kasih pucat pasi tak seperti dulu, rambutmu yang hitam seakan sirna dimakan usia, tapi itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim, tak menyurutkan cinta pada anakmu ini, anak yang sering mendurhakaimu Ibu.
Kini...seharian  kau terbaring di kamar menahan sakit yang telah lama kau derita. Dengan  tubuhmu yang lemah engkau datang menghampiriku membelai rambutku penuh  kasih.....
 "Nak, maafkan ibu selama ini, maafkan ibu jika tidak  dapat memenuhi kebutuhanmu, maafkan ibu jika sering memarahimu, maafkan ibu  jika sering menyuruhmu, itu semua ibu lakukan karena ibu sayang  kamu. Anakku, jadilah kamu permata hidup jadilah kamu seorang pembela  kebenaran. Kelak jikalau engkau besar nanti Anakku, ingatlah akan maut yang siap menjemput kapanpun tanpa menunggu waktu."
Tak terasa air mata berlinang  di pipi, aku tak sanggup berkata apapun. Hanya hati yang bicara. Aku akan  menjadi seperti yang kau minta Ibu, menjadi manusia sejati dambaan umat seorang manusia