Tuesday, January 18, 2011

Saat Dia beranjak Senja

Ku pandangi raut wajahmu penuh dengan kasih pucat pasi tak seperti dulu, rambutmu yang hitam seakan sirna dimakan usia, tapi itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim, tak menyurutkan cinta pada anakmu ini, anak yang sering mendurhakaimu Ibu.
Kini...seharian kau terbaring di kamar menahan sakit yang telah lama kau derita. Dengan tubuhmu yang lemah engkau datang menghampiriku membelai rambutku penuh kasih.....

"Nak, maafkan ibu selama ini, maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi kebutuhanmu, maafkan ibu jika sering memarahimu, maafkan ibu jika sering menyuruhmu, itu semua ibu lakukan karena ibu sayang kamu. Anakku, jadilah kamu permata hidup jadilah kamu seorang pembela kebenaran. Kelak jikalau engkau besar nanti Anakku, ingatlah akan maut yang siap menjemput kapanpun tanpa menunggu waktu."

Tak terasa air mata berlinang di pipi, aku tak sanggup berkata apapun. Hanya hati yang bicara. Aku akan menjadi seperti yang kau minta Ibu, menjadi manusia sejati dambaan umat seorang manusia