Thursday, January 20, 2011

Ingatlah dan kenanglah

"Mbak, bangun. udah subuh. Susunya udah ibu siapin di meja."

Tradisi ini sudah berlangsung selama belasan tahun lalu, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Aku lebih suka minum susu untuk mengganjal perut daripada harus sarapan .Kini usiaku sudah belasan tahun dan aku sudah menjadi seorang mahasiswa, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

"Bu' .. gak usah repot-repot Bu', aku udah gede'.." pintaku pada Ibu pada suatu pagi.

Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah rumah makan. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih ?

Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca.
Orang yang lanjut usia bisa sangat sensitif dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak … tapi entahlah..Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, selepas maghrib saat Ibu di kamarnya "Bumaafin aku kalau udah nyakitin perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih?" Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana.
Terbata-bata Ibu berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kamu dan mas mu tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri.."

"Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. 

Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putra putrinya? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, "Banyak sekali mbak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu. Setelah dewasa, kalian berperilaku sebagaimana seharusnya seorang HambaNya, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu."
Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang Kepala Rumah Tangga sekaligus Ibu Rumah Tangga yg memiliki usaha sampingan (ini dijalani Ibu ku setelah Bapak yang udah Tiada), seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "berhenti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepadaku atau mas ku dan mbak ku . Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.

Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkanku untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan untuk bekal mas ku kerja dan menyiapkan segelas susu untukku .. sementara aku sering tertidur lagi. Ah, maafkan aku Ibu ..

Subuh ini terasa beda.. segera kubuka mata lalu kubuka kalender dihapeku. Rabu, 22 Desember 2010. It’s special day. Ini adalah hari Ibu sedunia. Saat Ibu memanggilku
"Mbak. bangun mbak, udah subuh .."
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan, "Terima kasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu." Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan . "Ngomong apa toh mbak?" Aku hanya bisa terkekeh melihat tingkahku ..
Cintaku ini milikmu,Ibu. ..
Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat Aku sayang padamu Ibu.
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita. Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia. 
"Tuhan, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan beriman. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil. Titip Ibuku ya Tuhan..
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika engkau pergi .....

Ingatkah engkau.. ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu ... ??
Ingatkah engkau, ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu ... ??
Dan,
ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibu-mu ketika ia
melihatmu terbaring sakit ... ??
Sesekali jenguklah Ibu-mu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat engkau dilahirkan.. .
Kembalilah memohon maaf pada Ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu.. .
Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang...
Segeralah jenguk Ibu-mu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malam pun kian larut...
Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, 

Apabila ibu-mu telah tiada nanti…
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita ...
Tak ada lagi senyuman indah ... tanda bahagia ....
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya. ..
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya...
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu, tak ada lagi
yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit...
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu di setiap hembusan nafasnya...

Kembalilah segera….. peluklah ibu yang selalu menyayangimu ...
Ciumlah kaki Ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya...
Kawan... berdo'alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya...
Jangan biarkan engkau menyesal di masa datang kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu ..
Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya ...
Ibu... maafkan aku.. atas segala kesalahan2 yg telah ku perbuat.. namun engkau tetap saja menyayangi-ku walau sebesar apa pun kesalahan yg telah ku perbuat...
" Sampai kapanpun jasa-mu serta Kasih dan Sayang-mu tak akan terbalas ...."