Senandung rebam menjelma keheningan
Petikan miris direnungkan, dalam
Enggan menggait kawan
Cinta membedakan, kasih tak teribaratkan
Ibunda tak tertukarkan
Ambang keabadian, syarat akan kepatuhan
Luluh dalam rengkuhan
FirdausMu ku dambakan, kau dambakan
Orang tua adalah jalan, keabadian
Ruang pahala dan kasih Tuhan
Pilar cinta mengukuhkan
Rintangan ku adukan, pada bunda dalam pelukan
Embun menyempurnakan, dengan kesejukan
Sisa hangat pekatnya malam
Torehan indah bunda menawan, aku di kejauhan
Yang menjadi bintang dalam kelam
Di manapun jiwa ku sandarkan, raga ku rebahkan
Angan tak lepas dari tautan
Nian bunda tak terlupakan
Do’a dalam keterpurukan, tengadah jiwa kesakitan
Andaikan kau tiada, bunda
FirdausNya kan jadi singgasana
Hening-hening bisik sujudku
Yang memuja jiwa muliamu
Petikan miris direnungkan, dalam
Enggan menggait kawan
Cinta membedakan, kasih tak teribaratkan
Ibunda tak tertukarkan
Ambang keabadian, syarat akan kepatuhan
Luluh dalam rengkuhan
FirdausMu ku dambakan, kau dambakan
Orang tua adalah jalan, keabadian
Ruang pahala dan kasih Tuhan
Pilar cinta mengukuhkan
Rintangan ku adukan, pada bunda dalam pelukan
Embun menyempurnakan, dengan kesejukan
Sisa hangat pekatnya malam
Torehan indah bunda menawan, aku di kejauhan
Yang menjadi bintang dalam kelam
Di manapun jiwa ku sandarkan, raga ku rebahkan
Angan tak lepas dari tautan
Nian bunda tak terlupakan
Do’a dalam keterpurukan, tengadah jiwa kesakitan
Andaikan kau tiada, bunda
FirdausNya kan jadi singgasana
Hening-hening bisik sujudku
Yang memuja jiwa muliamu